Tidak terasa sudah 58 tahun Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK) berdiri di Indonesia, dan tercatat dari arsip Asosiasi Sekolah
Perencana Indonesia (ASPI) tahun 2015, ternyata ada 52 sekolah Perencanaan
Wilayah dan Kota (PWK) yang sudah berdiri, baik Strata 1 maupun 2 di
seluruh Indonesia.
Sejak pertama kali lahir di Institut Teknologi Bandung, Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) telah melahirkan begitu banyak alumni yang
telah tersebar keseluruh penjuru Nusantara, yang menunggu bakti untuk
merencanakan pembangunan Indonesia secara adil dan makmur.
Di PWK kamu bisa menjadi apa saja, sebab kamu adalah seorang
avatar yang melahap seluruh bidang ilmu demi terwujudnya perencanaan yang
menyentuh keseluruh aktivitas kehidupan, dan tentunya untuk menjadi seorang
perencana itu, tidaklah mudah seperti melupakan kisah dengan mantan.
Apalagi seperti kisah penulis ini yang harus ditinggal
nikah oleh seorang “Raisa”. Yah Sudahlah.
Untuk itu, bagi kamu yang sudah lulus sebagai Mahasiswa
Perencanaan Wilayah dan Kota, dikampus manapun kamu berada. Saya
ucapkan “Selamat Datang di Keluarga Besar Teknik Perencanan Wilayah dan
Kota Indonesia”, dan sebagai seorang kaka yang baik, dan rajin menabung.
Penulis kemudian akan membagikan sedikit pengalaman menjadi seorang planolog
(Istilah Keren Anak “PWK”) , supaya kamu nantinya ketika masuk, serasa sudah
bertahun – tahun mengenal PWK. Sebab seorang bijak berkata “Pengalaman
adalah Pelajaran yang Paling Berharga”.
Kos
Atau Kontrak
Di PWK tugas – tugas 75% dikerjakan secara berkelompok, sisanya
kamu akan mengerjakan tugas individu berupa makalah, atau sekedar resume mata
kuliah. Untuk kamu yang baru masuk di perguruan tinggi, dan mengambil studi
PWK, penulis sarankan agar untuk sementara kamu mengambil kos-kosaan dulu
selama 1 atau 2 bulan, untuk mengenal lingkungan disekitar kampus serta
mengenal lebih dalam teman-teman seangkatan di jurusan. Begitu kamu sudah
banyak mengenal dan mengetahui lingkungan disekitarmu, ajaklah beberapa temanmu
yang satu frekuensi denganmu, untuk mengambil rumah kontrak. Sebab, nantinya
kamu juga akan jarang tinggal di kosan, karena tugas-tugas nantinya akan lebih
banyak dikerjakan secara bersama-sama, dengan intesitas curah tugas yang sangat
melimpah. Dengan kamu mengontrak, apa lagi dengan tempat yang cukup luas,
biasanya nantinya tempatmu akan dijadikan tempat berkumpul satu angkatan, yang
Jadinya bakalan “Rame Sejadi-Jadinya”.
Konsumsi
Multivitamin
layaknya seperti bermain game. Di Awal semester masuk, kamu masih
akan melalui level pertama, dengan tugas seperti makalah, berdiskusi, atau
bahkan hanya mendengarkan berbagai macam teori dari Dosen penanggungjawab,
sayangnya kemudian hal itu tak berlangsung lama guys. Masuk di tengah level
kamu akan disibukkan dengan survey lapangan di berbagai daerah, dan kamu akan
berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan data yang real dari hasil
surveymu. Hingga final semester masuk, kamu akan diterjang oleh peluru-peluru
(Tugas) yang tak hentinya berakhir, hingga kamu bisa melumpuhkan lawanmu (Mata
Kuliah) sendiri satu berastu-satu, dan pada akhirnya, ketegaranmu bertahan,
tergantung pada kondisi daya tahan tubuhmu. Layaknya seorang luffy (one piece)
di setiap pertempurannya, kamu mungkin akan menang, tapi kamu akan mengeluarkan
seluruh kemampuanmu untuk bertahan dan menyerang. Oleh karena itu, kamu
membutuhkan multivitamin untuk menjaga kondisi daya tahan tubuhmu.
Melakukan
Hal yang Kamu Sukai
Pasti ada beberapa diantara kita yang memilih jurusan di
Universitas, karena desakan orangtua atau karena tidak lulus pada pilihan
pertama, akibatnya pada saat menjalani proses perkuliahan, kita menjadi orang
yang serba malas menjalani hal tersebut. Tapi, eitsss, kamu jangan sedih dulu,
di PWK kamu masih bisa mempelajari hal yang kamu sukai. Seperti misalnya, kamu
senang dengan kesenian, maka kamu bisa mempelajari hal yang kamu sukai tersebut
sambil berkuliah di PWK. Sebab di PWK kita tidak hanya melakukan perencanaan
melalui pendekatan ruang dan wilayah saja, tapi juga melakuakan berbagai
pendekatan lain, seperti keislaman, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik,
hukum, ataupun HAM.
Menentukan
Tujuan
Dalam masa kuliah selama 4 tahun, sebaiknya kamu sudah menentukan
kamu mau dikenal sebagai apa nantinya. Dalam hal ini kamu bisa memilih apakah
kamu mau menjadi mahasiswa yang berfokus pada pendidikan, penelitian, ataukah
pada pengabdian masyarakat.
Bila minatmu memang untuk menuntut ilmu, ada baiknya kamu
sungguh-sungguh mendalami setiap mata kuliah yang ada, dan jadilah akademisi
sejati, yang tidak hanya datang lalu pulang kerumah, tapi juga dapat melihat
fenomena perkotaan atau wilayah yang terjadi disekitar, membandingkannya lalu
kemudian dengan pelajaran yang didapat, kamu menuliskan hal tersebut melalui
opini untuk diterbitkan di berbagai media massa, agar apa, yah supaya apa yang
kamu pelajari dapat bermanfaat, tidak hanya untuk dirimu tapi juga orang lain.
Menjadi peneliti juga adalah kegiatan asyik, sebab tidak seperti
opini. Kesimpulan daripada karya tulis ilmiah ini sifatnya sudah di analasis
melalui data real yang telah dikompilasikan. Karya-karya penelitianmu nantinya
juga bisa kamu publikasikan di berbagai jurnal yang telah terakreditasi, yang
nantinya hasil publikasimu dapat kamu masukan di CV punyamu sebagai persyaratan
lanjut studi pascasarjana atau mendapatkan beasiswa, baik nasional maupun
internasional. Hal ini baiknya kamu lakukan pada saat semester 3, agar kamu
sudah terbiasa menulis karya ilmiah. Karena, hal ini terkadang menjadi sangat
sulit, salah satunya karena faktor kemalasan.
Adapun, Pemberdayaan masyarakat akan memberimu pengalaman yang
luar biasa dalam hal mempelajari kondisi real di tengah masyarakat, hal ini
bisa kamu lakukan melalui pendekatan kelembagaan, organisasi, NGO, ataupun
komunitas. Manfaatnya kamu akan bertemu dengan banyak teman baru dan tentunya
kamu akan belajar banyak hal tentang ilmu perencaanaan dari berbagai aspek. Di
PWK sendiri kamu bisa masuk di himpunan di jurusan yang kamu miliki, Ikatan
Mahasiswa Perencanaan Indonesia (IMPI) ataupun ke komunitas yang membahas
tentang aspek – aspek perencanaan seperti lingkungan, anak jalanan, ataupun HAM.
Prepare
to Next Level
Tidak seperti ketika telah menyelesaikan studi di bangku SMA, pada
saat kamu sarjana nanti, kamu dituntut untuk menjadi manusia yang siap sedia
digunakan ditengah-tengah masyarakat, sesuai dengan disiplin ilmu yang kamu
miliki.
Bila di PWK, apabila kamu mau menjadi seorang praktisi (Konsultan)
kamu dituntut untuk memiliki skill dalam mengoperasika Ms. Office (Word,
Powerpoint, Excel), Corel Draw, dsb. Sebab kemampuan ini, akan digunakan untuk
membuat laporan perencanaan, menganalisis data, serta menyiapkan presentase
untuk exspose laporan perencanaan. Skill selanjutnya kamu dituntut untuk
menguasai aplikasi GIS, aplikasi ini digunakan untuk membuat pemetaan, yang
fungsinya mendeskripsikan wilayah dan perencanaannya melalui penggambaran
diatas kertas. Namun, seiring semakin kerasnya persaingan, ada baiknya kamu
juga mempelajari aplikasi untuk menggambar 3 Dimensi, seperti sketchup.
Berbeda dengan menjadi seorang praktisi, bila kamu mau melanjtkan
studi ke Pascasarjana. Kamu dituntut untuk memiliki prestasi akademik yang
mencukupi. Biasanya persyaratan yang paling umum yaitu kamu harus memiliki IPK
minimal 2,75. Tapi alangkah baiknya kamu bisa memaksimalkan hingga 3,25. Hal
ini karena rata-rata untuk perguruan tinggi besar di Indonesia, persaingan untuk
masuk kedalam sangatlah ketat. Selain IPK yang tinggi, kamu juga baiknya
menyelesaikan studi dengan tepat waktu. Karena, hal ini kemudian menjadi
pertimbangan dari Universitas untuk memilih calon alumni terbaik untuk
Universitasnya.
Beasiswa
Untukmu
Mendapatkan beasiswa merupakan cita-cita bagi semua orang yang
memiliki impian melanjutkan studinya, baik dalam negeri maupun diluar negeri.
Tapi hal itu, sekali lagi, tidak semudah melupakan seorang mantan. Kamu selain
dituntut memiliki IPK Minimal 3 – 3,25, kamu juga harus memiliki setidaknya
track record untuk publikasi jurnal ilmiah yang mumpuni, biasanya minimal 1
Jurnal internasional dan 2 Jurnal Nasional. Tidak hanya itu, kemampuan bahasa
inggris yang baik, serta pengalaman organisasi juga menjadi suatu syarat untuk
mendapatkan hal tersebut.
Skor
TOEF dan IELTS
Skor TOEFL sebaiknya sudah kamu persiapkan jauh-jauh hari, baiknya
hal tersebut, kamu lakukan sejak awal kamu masuk di perguruan tinggi. Karena,
tidak hanya untuk melanjutkan pendidikan. Score TOEFL juga digunakan jika kamu
mau melamar pekerjaan di berbagai tempat, baik BUMN mapun Swasta.
Bila kamu mau melanjutkan studi dengan beasiswa. Untuk dalam
negeri, diwajibkan memiliki standar score TOEFL sebesar 500. Sebaliknya, apabila
target studimu berada di luar negeri, Kamu wajib memiliki TOEFL skor sebesar
550 atau IELTS skor 6.5 keatas.
Tips diatas
sebenarnya berlaku secara umum. Hanya saja pengalaman tersebut merupakan
pelajaran yang berharga yang harus penulis bagikan bagi kalian. Agar, generasi
planolog kedepanya betul-betul terarah menjadi planolog yang lebih sukses dari
generasi planolog sebelumnya,dimasa depan
Penulis : Febrianto Samin